
Perbedaan Digital Marketing dan Traditional Marketing, Simak Nih!
Pasti banyak pertanyaan di benak Kita terkait perbedaan digital marketing dan traditional marketing. Salah satu yang sangat ingin Kita ketahui yaitu seperti manakah yang lebih baik di antara kedua mode pemasaran ini? Apa saja kelebihan yang bisa Kita dapatkan dari digital marketing? Apakah traditional marketing masih layak untuk Kita lakukan?
Untuk itu dalam artikel ini saya ingin berbagi kepada teman-teman terkait perbedaan digital marketing vs traditional marketing. Hingga kita bisa menentukan apa yang sebaiknya Kita lakukan dengan budget marketing Kita agar kita mencapai RoI (Return of Investment) yang optimal.
Balik kepada beberapa puluh tahun lalu ketika kata digital digunakan untuk mendeskripsikan pemasaran yang menggunakan siaran televisi. Hari ini istilah pemasaran yang menggunakan kata digital seperti televisi sudah tergolong sebagai pemasaran tradisional oleh banyak pemasar.
Kini, diskusi terkait dengan pemasaran digital telah mengambil porsi sebanyak 80% dari setiap pertemuan atau semacamnya. Mesin pencarian sendiri memainkan peran inti dalam hal penempatan iklan digital saat ini. Sedangkan statistik bisnis terbaru membuktikan bahwa pemasaran media sosial memberikan kekuatan yang besar dalam pemasaran online.
Walaupun pertumbuhan pemasaran digital sudah sangat besar, hari ini masih banyak saja perusahaan yang berpandangan klasik. Mereka belum memiliki pola pikir yang bagus terkait digital. Mereka nyaman memasarkan produk dan jasanya secara tradisional.
Pemasaran tradisional yang Saya maksudkan adalah cara-cara yang sudah kita ketahui, dan cara yang mana kita tumbuh bersamanya. Pola pikir tadi kalau Saya gambarkan kurang lebih nadanya seperti ini, “Cara-cara tersebut (pemasaran tradisional) bekerja dengan baik, terukur dan familiar, lalu mengapa Kami harus meninggalkannya?”.
Apakah Pemasaran Tradisional Sudah Usang?
Sesungguhnya tidak ada yang salah dengan pemasaran tradisional. Pemasaran tradisional sama sekali tidak bisa disebut usang. Kalau Saya gunakan istilah usang artinya kan cara tersebut tidak bisa kita gunakan lagi. Tidak, bukan itu. Karena dalam kenyataannya, digital marketing tidak bisa seutuhnya menggantikan traditional marketing, atau sebaliknya.
Jika Anda tidak terlalu familiar dengan digital marketing, mungkin Anda punya banyak pertanyaan. Seperti, email marketing apa hebatnya sih untuk bisnis saya hari ini? Atau bagaimana cara digital marketing memperkuat kesuksesan launching produk saya? Apa itu inbound marketing dan mengapa kita butuh itu?
Dalam artikel ini, Kita akan memperlihatkan sejumlah kelebihan dari traditional marketing. Selanjutnya kita akan melihat kelebihan dari digital marketing dan membandingkan keduanya. Dengan begitu Kita akan melihat fakta-fakta yang menarik dan menemukan teknik-teknik yang harus segera Kita terapkan.
Keunggulan dari Pemasaran Tradisional
Ketika Kita bicara mengenai traditional marketing berarti Kita merujuk kepada aktivitas yang sudah eksis sebelum masa internet dan booming-nya internet. Aktivitas pemasaran ini menginvasi fokus perhatian dari prospek yang menjadi tujuan. Media yang mereka gunakan adalah televisi, koran, billboard, radio, leaflet, poster dan semacamnya.
Poin utama dari para pengiklan tradisional yaitu, menerbitkan iklan di seluruh media tersebut dengan harapan dapat menjangkau audiens target mereka. Pendekatan pemasaran yang mereka lakukan adalah “semprot dan berdoa”. Para pemasar menyebut cara ini juga dengan istilah push marketing. Hal ini karena mereka mendatangi prospek dengan pesan mereka, bukan dengan membiarkan prospek yang datang kepada mereka.
Sah dan tidak ada yang salah. Memang terkadang tidak ada cara lain yang lebih baik untuk memastikan prospek bisnis Kita selain menggunakan cara-cara lama dari pemasaran tradisional. Keunggulan dari pemasaran tradisional pun banyak, berikut Saya bagikan beberapa dari keunggulan pemasaran tradisional.
1. Pemasaran Tradisional Masih yang Terbaik untuk Prospek Dewasa
Walaupun batas antara “tua” dan “muda” selalu bergeser. Faktanya saat ini cara pemasaran untuk populasi di atas 65 tahun akan berbeda dengan cara pemasaran untuk generasi Z (yang lahir setelah 1994). Populasi dengan umur 65 atau lebih tidak banyak menggunakan internet, maka mereka tidak terjangkau melalui smartphone atau komputer.
Jika prospek Kita adalah dewasa, cara terbaik untuk menjangkau mereka adalah melalui koran, majalah, radio, televisi atau baliho. Generasi baby boomer (lahir 1946-1964) di Indonesia pada tahun 2020 terdapat sebanyak 11,56 % (31,01 juta jiwa). Jumlah yang sangat besar, sayang sekali jika harus Kita abaikan. Apalagi biasanya generasi ini mempunyai kondisi keuangan yang kuat.
Menggunakan facebook ads untuk mencapai mereka? Atau google ads? Mungkin email marketing? Jika iya, niscaya segala bentuk pemasaran digital yang Kita targetkan kepada mereka akan menjadi sia-sia saja.
2. Pemasaran Tradisional Masih yang Terbaik untuk Prospek Lokal
Pemasaran tradisional juga masih efektif jika Kita memiliki bisnis skala kecil hingga menengah yang menargetkan komunitas lokal. Sebagai contoh, jasa laundry yang menyebarkan leaflet untuk mempromosikan usahanya. Leaflet itu Saya dapatkan di depan rumah lalu Saya simpan di meja dapur. Beberapa hari kemudian ketika Saya membutuhkan jasa laundry, akhirnya Saya kirimkan pakaian kotor kepada mereka.
Kebutuhan kecil harian seperti ini biasanya jarang diriset online oleh prospek sebelum mereka membeli atau menggunakan jasa. Bengkel ban, bengkel sepeda, servis handphone, dan semacamnya biasanya Kita pilih secara spontan, yaitu mereka yang sudah terlintas di benak Kita.
Walaupun kini google local service sudah semakin baik, tetap saja pemasaran tradisional masih sangat efektif untuk prospek lokal. Dengan biaya sebesar 100 rupiah untuk mencetak satu lembar leaflet, namun potensi RoI (Return of Investment) yang bisa Kita dapatkan sebesar 200% atau lebih bukanlah hal yang patut kita singkirkan.
3. Materi Promosi Fisik Bertahan Selamanya
Materi pemasaran tradisional seperti leaflet, flyer, poster, brosur bisa disimpan dan didaur ulang, apalagi jika tidak tercantum tanggal yang spesifik. Banyak orang mengambil brosur dan menyimpannya. Bahkan terkadang mereka menempelkannya pada lemari es. Sebagian menyimpannya pada rak koran.
Mungkin Anda pernah melihat materi-materi pemasaran ini, yang menempel pada tembok, tiang, etalase toko, atau apapun ketika sedang jalan-jalan. Materi tersebut menempel sangat lama, bahkan bisa sampai sepuluh tahun. Material pemasaran ini, walaupun sudah sangat berumur, tetap menjalankan tugasnya membangun brand awareness atas merek yang mereka tampilkan.
4. Materi Pemasaran Fisik Mudah untuk Diingat
Kita sebagai kaum kekinian mungkin lebih banyak menghabiskan waktu untuk membaca menggunakan layar digital. Walaupun begitu, cetakan pada kertas memberikan suatu kesan yang membuat Kita mudah untuk memproses dan mengulang kembali informasi yang sudah Kita baca. Nyatanya, para ahli neurosains juga sangat setuju bahwa kelebihan dari membaca dari kertas tidak bisa diabaikan begitu saja.
Sebuah study menggunakan teknologi pelacakan mata dan EEG untuk mengukur tingkat kepahaman, persuasifitas dan perhatian kepada orang-orang yang dipapar terhadap iklan kertas dan iklan digital. Mereka menemukan bahwa sebanyak 21% iklan pada kertas lebih mudah mereka pahami. Selain itu orang yang yang membaca iklan pada kertas juga sebanyak 70% lebih bisa mengingat nama perusahaan yang menempatkan iklan tersebut.
Study lain dilakukan kepada pembaca kindle. Mereka menemukan bahwa objek study (pembaca) mendapatkan skor yang buruk dalam merekonstruksi cerita, berbanding terbalik dengan pembaca yang menggunakan format kertas.
Berdasarkan fakta dan penelitian tersebut, sebagai pemilik bisnis atau pemasar Kita bisa mengambil faedah bahwa penggunaan kertas untuk media promosi sangat patut untuk menjadi pertimbangan.
Keunggulan dari Pemasaran Digital
Berkebalikan dengan traditional marketing yang mendorong pesan dan penawaran dari merek kepada prospek dengan harapan bisa mengambil banyak perhatian. Digital marketing lebih dari tentang positioning produk kita. Sehingga yang akan terjadi adalah kita sebagai produk atau jasa yang akan ditemukan oleh prospek yang membutuhkan kita untuk meyelesaikan masalah mereka.
Hal ini yang biasa disebut dengan pull marketing (pemasaran menarik). Maksudnya yaitu, ketika orang mencari sebuah informasi spesifik pada smartphone atau laptopnya, kita yang hadir (muncul dalam konten).
Digital marketing sendiri bisa hadir dalam format berbayar (ads) ataupun organik. Apapun yang menjadi strategi utama, sebuah brand haruslah berorientasi kepada target pasar. Karena hal ini sangat terkait dengan konteks apa yang ingin Kita tampilkan dalam konten, kata kunci apa yang akan kita optimasi, dan sebagainya.
Memang pemasaran digital terlihat ribet dan mengintimidasi. Namun, dasar konsep pemasaran digital sangat penting untuk Kita pahami, dan tentu saja untuk Kita integrasikan ke dalam marketing plan. Sebelum membuat kesimpulan apa saja perbedaan digital marketing dan traditional marketing, mari simak terlebih dahulu keunggulan dari digital marketing.
1. Digital adalah Cara yang Sangat Bagus untuk Menjangkau Generasi Z
Lahir dengan smartphone di tangan mereka. Tidak persis seperti itu memang, tapi saat ini hanya generasi Z yang Kita ketahui tidak pernah mengalami kehidupan tanpa internet.
Radio adalah sesuatu yang antik bagi gen Z, sementara generasi milenial pernah mengalami masa yang menyenangkan dengan radio. Televisi adalah sesuatu yang mereka anggap hanya berguna untuk sang kakek atau orang tua mereka. Mereka hanya sedikit berinteraksi dengan material cetak pada kertas.
Kalau Anda ingin menjangkau mereka sebagai demografi yang tepat untuk produk atau jasa yang Anda tawarkan, maka Anda harus hadir secara online. Berdasarkan Forbes, walaupun mereka masih muda, 93% orangtua mengatakan bahwa keputusan pembelian yang mereka buat dipengaruhi oleh apa yang anak mereka katakan.
2. Pendistribusian Anggaran Pemasaran yang Mudah
Dengan digital marketing, penempatan anggaran pemasaran sangat mudah. Anda bisa berencana untuk mengeluarkan satu juta rupiah setiap bulan untuk facebook ads misalnya. Melakukan kampanye brand selama satu minggu, Kemudian menghabiskan sebagian dari anggaran untuk melakukan kampanye terhadap materi iklan yang masih perlu mendapatkan optimasi. Kampanye bisa Kita hentikan kapanpun, secara sementara atau permanen.
Dalam waktu yang sama tim content marketing bisa mendapatkan anggaran sebesar satu juta rupiah. Sehingga beberapa halaman yang rilis bisa menghasilkan beberapa lead yang berkualitas. Tidak ada hal yang bisa menghentikan Kita untuk mengalokasikan anggaran, kemanapun pada waktu yang bersamaan.
3. Timeline untuk A/B Testing Berkurang Banyak
Anggaran pemasaran digital fleksibel karena proses pengujian memudahkan untuk menentukan kinerja terbaik. Digital marketing memungkinkan Kita untuk menyesuaikan kampanye yang sedang berlangsung untuk meningkatkan kinerjanya.
Anggaran bisa Kita pindahkan dari kampanye yang tidak perform kepada kampanye yang berperforma baik. Kampanye yang kurang baik performanya bisa Kita jeda sementara tim pemasaran mempertimbangkan apa perubahan yang perlu mereka lakukan untuk meningkatkan kinerja kampanyenya.
Sangat kontras dengan traditional marketing, kampanye menggunakan surat misalnya bisa memakan waktu berminggu-minggu hingga akhirnya bisa Kita analisis di bulan berikutnya. Hal yang sama berlaku juga untuk media cetak lainnya, radio dan televisi. Metriks kampanye tradisional tidak bisa segera tersedia dan tidak bisa segera Kita dapatkan ketika sedang Kita butuhkan.
Rencana pemasaran digital fleksibel. Memberi Kita kesempatan untuk menganalisis hasil selama kampanye, mengembangkan rencana darurat hingga akhirnya siap jika perlu membanting stir saat itu juga.
4. Data yang Sangat Melimpah untuk Menemukan Pelanggan Ideal
Facebook, Google, Twitter dan platform lainnya mendapatkan uang dengan cara menyediakan banyak informasi terkait dengan penggunanya. Ketika menjalankan kampanye digital, Kita bisa mendapatkan akses kepada data analitik tersebut sehingga Kita bisa mempelajari banyak hal terkait pelanggan ideal Kita.
Dengan melihat kepada data analitik yang Facebook atau Google sediakan, Kita bisa membangun beberapa persona pelanggan Kita sehingga Kita bisa mendeskripsikan basis pelanggan Kita. Proses pengembangan persona ini melibatkan identifikasi pelanggan secara penuh, seperti umur, gender, pekerjaan, pendapatan, hobi, film favorit, mobil, dan lainnya.
Tujuannya untuk memahami masalah mereka sehingga produk atau jasa Kita bisa memberikan solusinya. Persona yang sudah Kita simpulkan akan menjadi perangkat yang sangat powerfull. Sehingga kita akan fokus dalam membuat konten dan bagaimana cara kita berbicara dengan pelanggan yang kita targetkan.
Bicara mengenai data, simak tentang fungsi Google Analytics yang sangat powerfull di artikel ini.
5. Dengan Digital Marketing, Dunia Ada Dalam Genggaman
Pemasaran tradisional kadang memaksakan batasan cakupan area, besar atau kecil. Maksudnya, Kita bisa saja mengeksekusi sebuah kampanye tradisional dengan cakupan nasional, regional atau lokal. Namun Kita tidak akan benar-benar menjangkau pelanggan ideal, padahal mungkin saja ada target pasar yang cocok di suatu sudut di belahan dunia lainnya. Terlalu jauh mungkin?
Kini, walaupun masih ada keterbatasan. Barang pun bisa berkeliling dunia dengan biaya yang murah. Termasuk jasa, Kita bisa menawarkan jasa Kita ke manapun prospek berada. E-book, pelatihan online, materi video bisa mereka download tanpa memerlukan biaya pengiriman.
Digital marketing memungkinkan Kita untuk menjangkau yang tinggal ribuan kilometer jauhnya. Secara logistik, pemasaran tradisional hanya cocok untuk pelanggan yang secara geografis dekat dengan Kita. Namun dengan digital marketing, yang kita perlu lakukan hanyalah menyiapkan website dan iklan online.
6. Akses Kepada Ahlinya Bisa Kita Temui dengan Mudah
Digital marketing sangat terfragmentasi, begitu banyak sub keahlian yang tidak semua orang mampu lakukan sendiri. Jarang ada seorang ahli fullstack. Oleh karena itu sulit bagi bisnis kecil untuk untuk memiliki para ahli di dalam satu perusahaan.
Namun untungnya, kini terdapat agensi digital dengan layanan penuh yang bisa Anda gunakan dalam melakukan digital marketing. Layanan dari agensi digital bisa Anda dapatkan dengan harga yang relatif murah namun dengan layanan penuh, fullstack. Mulai dari SEO (Search Engine Optimization), facebook ads, email marketing, content marketing dan lainnya. Murah? Iya sangat murah jika Kita bandingkan dengan menggaji 2-3 orang untuk melakukan seluruh bagian dari digital marketing.
Memindahkan pekerjaan pemasaran digital kepada tim luar akan membebaskan karyawan inti kita sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaan yang lebih strategis. Hal ini juga akan membebaskan kita dari biaya perekrutan karyawan tetap.
7. Pengambilan Keputusan dan Akuntabilitas Menjadi Terdepan
Pemasaran digital memaksa perusahaan untuk memberdayakan karyawan pemula dan menengah untuk mengambil tindakan saat dibutuhkan. Dengan lusinan kampanye online kecil yang berjalan secara bersamaan, pemimpin tidak punya banyak waktu untuk bereaksi dan mengelola hal kecil dari setiap kampanye. Dengan menggunakan data analitik dan pelaporan, pemimpin usaha bisa mendapatkan pembaruan rutin tentang kinerja dan kemajuan dari semua kampanye.
Dalam skenario pada pemasaran tradisional, keputusan untuk memasang atau menarik sebuah kampanye akan menjadi perdebatan panjang. Sebelum keputusan diambil, biaya yang lumayan besar bisa lebih dulu membebani perusahaan.
Dalam digital marketing, karena anggaran kampanye digital biasanya jauh lebih kecil, pengelola akun yang bertanggung jawab memiliki kekuatan untuk menghentikan sementara kampanye yang tidak memuaskan, setidaknya sampai mereka mengetahui apa yang salah. Jika kampanye tidak memiliki potensi, mereka dapat dengan mudah mengalokasikan sisa anggaran ke kampanye lain yang memberikan hasil baik.
8. Aksi Secara Real Time
Pemasaran digital adalah pemasaran langsung yang hemat biaya, terutama bila kita mempertimbangkan kekuatan jangkauan yang tersedia melalui pengembangan pengikut media sosial. Kita memiliki platform, audiens, dan ada banyak hal yang terjadi di seluruh dunia yang dapat dihubungkan dengan merek kita.
Sisi baiknya luar biasa. Batasnya adalah kreativitas dan visi kita sendiri! Setiap hari, peluang baru muncul untuk berbicara dengan audiens target kita dan membuat mereka bersemangat tentang produk atau layanan kita.
9. Pemasaran Digital Lebih Murah Namun Bekerja Sangat Baik
Fakta bahwa biaya yang lebih murah untuk menjangkau jumlah audiens yang sama dengan pemasaran digital daripada dengan tradisional tidaklah suatu hal yang mengejutkan. Mencetak iklan di majalah akan dikenakan biaya antara Rp 5.000.000 hingga Rp 200.000.000, tergantung pada ukuran iklan dan jenis publikasi.
Iklan televisi 30 detik di stasiun lokal kecil sekitar Rp 20.000.000 (tidak termasuk biaya produksi, yang biaya totalnya bisa menjadi dua kali lipat!). Kedengarannya tidak terlalu banyak, tetapi masalahnya adalah kita tidak pernah tahu berapa banyak orang yang telah kita jangkau, dan jangkauan itu sendiri mungkin tidak sesuai dengan persona pembeli ideal kita.
Di sisi lain, dengan iklan Google dan Facebook, kita dapat mengasah segmen audiens yang sempurna dan menjangkau ribuan orang hanya dengan Rp 1.000.000. Sebuah agensi menjalankan tes dengan klien B2B mereka dan menemukan fakta berikut:
Rata-rata, di semua akun klien B2B mereka, biaya rata-rata untuk menjangkau 1.000 orang (CPR/Cost per Result) adalah $43,64 dan biaya rata-rata untuk menayangkan 1.000 tayangan (CPM/Cost per Mile) adalah $22,50. Jadi dengan $100, mereka dapat menayangkan iklan ke 2.292 orang dan mendapatkan 4.445 tayangan.
Perbedaan Digital Marketing dan Traditional Marketing yang Seharusnya Dikolaborasikan
Dengan semua fakta yang saya sebutkan di artikel ini, Anda seharunya akan mulai mempertimbangkan digital marketing. Di sisi lain kita juga paham bahwa tidak akan bisa meninggalkan pemasaran tradisional sepenuhnya. Sehingga perbedaan digital marketing dan traditional marketing seharusnya kita pelajari untuk kita ambil semua manfaatnya.
Kolaborasikan seluruh teknik yang Anda sudah pelajari. Karena selalu ada pelajaran penting yang bisa kita ambil bahkan dari sejarah. by the way, lagi pula traditional marketing sesungguhnya baru beberapa tahun lalu juga kan, belum jadi sejarah.